Lontaran massa korona
Lontaran massa korona (bahasa Inggris: coronal mass ejection, disingkat CME) adalah lontaran besar plasma beserta medan magnet dari korona matahari. Mereka biasa mengikuti semburan matahari dan juga biasa muncul ketika erupsi tonjolan matahari. Plasma tersebut dilontarkan ke dalam angin surya dan dapat diamati dengan pencitraan koronagraf.[1][2][3]
Lontaran massa korona sering dikaitkan dengan aktivitas matahari lainnya. Namun, belum ada teori yang diterima secara umum tentang hubungan di antara mereka. Lontaran tersebut paling sering berasal dari wilayah aktif pada permukaan matahari, misalnya bintik-bintik matahari yang bergerombol.
Gangguan geomagnetik terbesar, kemungkinan disebabkan oleh lontaran yang menabrak magnetosfer Bumi, adalah badai matahari 1859 (Peristiwa Carrington). Peristiwa ini mematikan jaringan telegraf AS, membuat kebakaran, dan menyetrum beberapa operator telegraf.[4]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Lontaran massa korona melepaskan materi dan radiasi elektromagnetik dalam jumlah besar ke ruang angkasa di atas permukaan Matahari, yaitu dekat korona (biasa disebut tonjolan matahari), jauh hingga sistem keplanetan, atau bahkan lebih jauh lagi. Materi yang dilontarkan adalah plasma termagnetisasi yang terdiri dari elektron dan proton. Meski semburan matahari sangat cepat (dibatasi oleh kecepatan cahaya), lontaran massa korona cukup lambat dan berkembang pada kecepatan Alfvén.[5]
Dampaknya terhadap Bumi
[sunting | sunting sumber]Ketika lontaran tersebut mengarah ke Bumi dan berupa lontaran antarsistem keplanetan, gelombang kejut lontaran massa menyebabkan badai geomagnetik yang dapat mengganggu magnetosfer Bumi, yaitu memampatkan pada sisi siang (menghadap Matahari) dan memperpanjang ujung sisi malam (menjauhi Matahari). Ketika magnetosfer tersambung kembali pada sisi malam, ia melepaskan daya besar dalam skala terawatt yang kemudian diarahkan kembali ke atmosfer Bumi bagian atas.
Lontaran massa korona, bersama semburan matahari lainnya, dapat mengganggu transmisi radio serta merusak satelit dan transmisi tenaga listrik. Hal tersebut dapat menyebabkan pemadaman listrik massal yang berlangsung dalam waktu yang lama.[6][4]
Sifat fisis
[sunting | sunting sumber]Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. |
Lontaran massa korona biasa memiliki salah satu atau lebih sifat berikut: sebuah rongga elektron (berkepadatan rendah), sebuah inti padat (tonjolan matahari yang tampak pada citra koronagraf sebagai daerah terang yang tertanam dalam rongga ini), dan tepi yang terang.
Risiko pada masa depan
[sunting | sunting sumber]Peluang Bumi terkena badai sekelas Carrington antara tahun 2012 dan 2022 adalah 12%.[7][8]
Lontaran massa korona pada bintang lain
[sunting | sunting sumber]Terdapat beberapa lontaran massa korona yang diamati pada bintang lain. Hingga 2016, peristiwa ini hanya ditemukan pada katai merah.[9] Penemuan tersebut dilakukan dengan spektroskopi.[10] Jika dibandingkan dengan Matahari, peristiwa ini jarang ditemui pada bintang lain.[10][11]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Christian, Eric R. (5 Maret 2012). "Coronal Mass Ejections". NASA/Goddard Space Flight Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2001-06-04. Diakses tanggal 9 Juli 2013.
- ^ Hathaway, David H. (14 Agustus 2014). "Coronal Mass Ejections". NASA/Marshall Space Flight Center. Diakses tanggal 7 Juli 2016.
- ^ "Coronal Mass Ejections". NOAA/Space Weather Prediction Center. Diakses tanggal 7 Juli 2016.
- ^ a b Morring, Jr., Frank (14 Januari 2013). "Major Solar Event Could Devastate Power Grid". Aviation Week & Space Technology. hlm. 49–50.
But the most serious potential for damage rests with the transformers that maintain the proper voltage for efficient transmission of electricity through the grid.
- ^ Gleber, Max (21 September 2014). "CME Week: The Difference Between Flares and CMEs". NASA. Diakses tanggal 7 Juli 2016.
- ^ Baker, Daniel N.; et al. (2008). Severe Space Weather Events—Understanding Societal and Economic Impacts: A Workshop Report. National Academies Press. hlm. 77. doi:10.17226/12507. ISBN 978-0-309-12769-1.
These assessments indicate that severe geomagnetic storms pose a risk for long-term outages to major portions of the North American grid. John Kappenman remarked that the analysis shows "not only the potential for large-scale blackouts but, more troubling, ... the potential for permanent damage that could lead to extraordinarily long restoration times."
- ^ Phillips, Tony (23 Juli 2014). "Near Miss: The Solar Superstorm of July 2012". NASA. Diakses tanggal 26 Juli 2014.
- ^ Riley, Pete (Februari 2012). "On the probability of occurrence of extreme space weather events". Space Weather. American Geophysical Union. 10 (2). Bibcode:2012SpWea..10.2012R. doi:10.1029/2011SW000734.
- ^ Korhonen, Heidi; Vida, Krisztian; Leitzinger, Martin; et al. (20 Desember 2016). "Hunting for Stellar Coronal Mass Ejections". Proceedings of the International Astronomical Union. 12: 198–203. arXiv:1612.06643 . doi:10.1017/S1743921317003969.
- ^ a b Vida, K.; Kriskovics, L.; Oláh, K.; et al. (Mei 2016). "Investigating magnetic activity in very stable stellar magnetic fields. Long-term photometric and spectroscopic study of the fully convective M4 dwarf V374 Pegasi". Astronomy & Astrophysics. 590. A11. arXiv:1603.00867 . Bibcode:2016A&A...590A..11V. doi:10.1051/0004-6361/201527925.
- ^ Leitzinger, M.; Odert, P.; Greimel, R.; et al. (September 2014). "A search for flares and mass ejections on young late-type stars in the open cluster Blanco-1". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. 443 (1): 898–910. arXiv:1406.2734 . Bibcode:2014MNRAS.443..898L. doi:10.1093/mnras/stu1161.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Buku
- Gopalswamy, Natchimuthukonar; Mewaldt, Richard; Torsti, Jarmo (2006). Gopalswamy, Natchimuthukonar; Mewaldt, Richard A.; Torsti, Jarmo, ed. Solar Eruptions and Energetic Particles. Washington DC American Geophysical Union Geophysical Monograph Series. Geophysical Monograph Series. 165. American Geophysical Union. Bibcode:2006GMS...165.....G. doi:10.1029/GM165. ISBN 0-87590-430-0.
- Artikel internet
- Bell, Trudy E.; Phillips, Tony (6 Mei 2008). "A Super Solar Flare". Science@NASA. NASA.
- Lavraud, Benoit; Masson, Arnaud (21 November 2007). "Cluster captures the impact of CMEs". European Space Agency.
- Morring, Frank, Jr. (14 Januari 2013). "Major Solar Event Could Devastate Power Grid". Aviation Week & Space Technology. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-16. Diakses tanggal 2022-03-04.
- Odenwald, Sten F.; Green, James L. (28 Juli 2008). "Bracing the Satellite Infrastructure for a Solar Superstorm". Scientific American.
- Phillips, Tony (27 Mei 2008). "Cartwheel Coronal Mass Ejection". Science@NASA. NASA.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Inggris) Pusat Peramalan Cuaca Angkasa NOAA/NWS
- (Inggris) Tanya-Jawab tentang Lontaran Massa Korona